Breaking News
Bagi bapak ibu yang mau menerbitkan artikel di KilasRakyat.com bisa kontak kami melalui whatsaap/Telpon/Sms di 081241591996. Kami Tunggu yaa (GRATIS... TIS.... TIS)

Relevansi Hakikat Kultural Politik dengan Netralitas Politik Birokrasi

Ramli Mahmud
Foto : Doc Dr. Ramli Mahmud, S.Pd.,M.A

Sikap loyalitas kepada negara dibuktikan dengan ketegasan untuk menolak berkampanye untuk Golkar, tentunya hal ini beririsan dan sesuai dengan perilaku salbia sebagai konsep budi adat . Atas kejujuran dan keadilan bagi ta'uwa berakibat pada target perolahan suara partai Golkar di Pada Pemilu 1971. Atas kesetiaannya kepada negara, Taki Niode memilih untuk mengundurkan dari Walikotapraja Gorontalo. Berdasarkan pada temuan penelitian dan catatan atas Taki Niode dapat memberikan penguatan bahwa perilaku salbia dapat dijadikan alternatif dalam mendorong perilaku rasional politik birokrasi. Pada konteks ini, perlu adanya transformasi lingkungan kontekstual dalam praktek birokrasi di daerah. Dengan penguatan tersebut dianggap mampu untuk mendorong sikap netralitas birokrasi dalam Pemilu.

Perkara bagi kita sangat sederhana, dimana arena kontekstual lokal dapat dijadikan sebagai referensi untuk penguatan netralitas birokrasi dalam arena kontesasi lokal. Bacaan terhadap hal tersebut, apa yang menjadi intisari dari perspektif Hendra Noor adalah bagian dari kondisi kontekstual praktek birokrasi di Indoneia. Bacaan yang gamblang ini diharpkan dapat memberikan sumbangsi pemikiran bagi ketia semua bahwa subtansi ketidaknetralan birokrasi dapat dipetakan pada narasi kontekstaul berdasarkan narasi lokalitas. Prakrek Taki Niode dapat dijadikan sebagai insprorasi bahwa agenda ketercapaian netralitas birokrasi bukan hanya di ukur melalui narasi regulasi menurut hukum postif negara, namaun kearifaan lokal atas Gorontalo dapat merekonstruksi agenda netralitas birokrasi sesuai dengah samngat reformasi birokrasi. Melalui tulisan yang sederhana ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam diskusi Ketdaknetralan Birokrasi Indoensia Karya Hamka Hendra Noor.

Exit mobile version