Organisasi adalah wadah pengembangan diri. Setiap manusia diberikan keleluasaan dalam berorganisasi guna mengembangkan kemampuan yang ada di dalam diri peminatnya (kader). Sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan kader, maka perlu adanya pembekalan pengetahuan yang biasa disebut dengan pengaderan (biar tidak dianggap kasar, kita sebut saja pembinaan). Metode pembinaan yang diterapkan setiap organisasi berbeda-beda sesuai dengan kultur yang dibentuk dalam satu organisasi. Mulai dari pembinaan yang humanis, hingga pembinaan yang animalis.
Setiap momentum pembinaan, kader disajikan materi tentang Kepemimpinan, mahasiswa dan tanggungjawab sosial, dsb. Guna membentuk kader yang bertanggungjawab, peka terhadap keadaan yang terjadi di lingkungan sekitar, paham akan hal yang salah dan benar, mempunyai pemikiran yang luas dan bisa menerima masukan, saran, maupun kritikan. Hal ini menjadikan kader merasa terpantik ketika melihat atau merasakan hal-hal yang tidak sesuai dengan pemikirannya. Sehingga akan menimbulkan skeptisisme pada benaknya ketika melihat ada ketimpangan yang terjadi dan pada akhirnya akan melahirkan kritikan.
