Bisnis  

Menteri ESDM Khawatir Harga Minyak Mentah Akan Meroket Akibat Konflik Israel-Palestina

menteri esdm khawatir harga minyak mentah akan meroket akibat konflik israel palestina 27aa897

KILASRAKYAT.COM, JAKARTA – Menteri dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku khawatir akan meroket tak terkendali akibat dampak .

Ia mengatakan, konflik ini terjadi ketika kebutuhan dunia semakin meningkat mengingat Eropa akan segera memasuki musim dingin.

“Kemarin () sudah 86 dolar AS per barel, kemarin juga naik menjadi 96 dolar AS per barel. Ya, kita berharap tidak naik dari 90. Itu itu levelnya saat ini,” jelas Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (13/10/2023).

Baca Juga :  Fokus Transformasi Digital, Fee-Based Income BRI Capai Double Digit

Arifin memastikan saat ini ketersediaan dan distribusi bahan bakar minyak di masyarakat masih tetap terjaga. “Dengan ini (konflik Hamas-Israel) kita tetap bisa menjaga eksistensi dan kelangsungan BBM kita,” tutupnya.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengingatkan dampak konflik di Timur Tengah terhadap pasokan migas ke , khususnya BBM impor.

Timur Tengah merupakan jalur perdagangan internasional yang tentunya jika terjadi konflik berpotensi mengganggu arus distribusi.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro mengatakan, saat ini pihaknya masih memantau dampak konflik tersebut.

Baca Juga :  Konsumen Dewasa Dinilai Juga Berhak Dapat Informasi Soal Produk Tembakau Alternatif

Untuk saat ini, pasokan bahan bakar dinilai aman, artinya belum terpengaruh. “Ini masih kami antisipasi. Tapi sampai saat ini belum ada indikasi (dampak) di pihak kami,” kata Hudi di Hotel Trembesi, Tangsel, Rabu (11/10/2023) .

SKK Migas mengaku khawatir jika terus berlanjut. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi yang kemudian akan memberikan efek domino terhadap perekonomian global.

Fenomena ini terjadi pada konflik -Ukraina yang terjadi beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Soal Dedolarisasi, Ekonom Ungkap Sederet Plus Minus Dampaknya Buat RI

“Kami memantau situasi. Namun, kami prihatin dengan kondisi seperti itu, konflik di sana. Kami telah melihat konflik di Ukraina, , juga menyebabkan masalah ekonomi di seluruh dunia, ” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, konflik di Timur Tengah kembali pecah, tepatnya antara Israel dan Palestina pada Sabtu (7/10/2023) di Jalur .

Ketegangan ini muncul pasca penutupan pintu masuk dan keluar kawasan beberapa waktu sebelumnya.

Mobilisasi militer massal terus berlanjut di Israel selatan yang berbatasan dengan , pada Selasa (10/10/2023). Korban tewas akibat konflik tersebut mencapai ribuan.