News  

Lebih Banyak Mahasiswa Kuliah Di Luar Negeri Lewat IISMA, Unair Kembangkan Strategi

lebih banyak mahasiswa kuliah di luar negeri lewat iisma unair kembangkan strategi 80b1c19

KilasRakyat.com – Seleksi program beasiswa Indonesian International Mobility Awards () tahun 2022 telah diumumkan.

merupakan salah satu Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.

Mahasiswa berkesempatan kuliah di kampus luar negeri terbaik pilihannya dan mendapatkan pembiayaan kuliah, biaya hidup, asuransi kesehatan, biaya pembuatan visa dan tiket pesawat, serta biaya tes Covid-19 (PCR) hingga karantina.

Di tahun 2022, puluhan mahasiswa Universitas Airlangga () telah lolos proses seleksi dan dinyatakan berhak untuk mendapatkan beasiswa di universitas yang mereka pilih.

Ketua Airlangga Global Engagement, Iman Harymawan Iman mengatakan bahwa terdapat peningkatan jumlah pendaftar IISMA 2022 jika dibandingkan dengan 2021.

Pada 2021, terdapat 140 mahasiswa yang mendapat rekomendasi IISMA dari Universitas Airlangga, 51 di antaranya dinyatakan lolos.

Di 2022, dari ribuan mahasiswa yang mendaftar, ada 380 ksatria Airlangga yang mendapatkan rekomendasi, 46 di antaranya lolos.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu juga menyebutkan bahwa penurunan angka penerima beasiswa IISMA tidak bisa dilepaskan dari faktor eksternal.

IISMA 2022, ia melanjutkan, semakin populer dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Pendaftarnya membludak. Jauh lebih banyak daripada tahun sebelumnya,” jelasnya seperti dilansir dari laman .

Siapkan strategi jitu

Iman mengatakan bahwa pihak UNAIR sudah merencanakan strategi guna mencapai target kenaikan pendaftar dan penerima IISMA di tahun depan.

Salah satu strategi tersebut mencakup sesi coaching dengan alumni penerima IISMA dari tahun sebelumnya.

“Jadi alumni IISMA yang tahun kemarin membersamai adik-adiknya. Tapi bisa jadi karena ini baru tahun kedua (IISMA ada, red), experience kayak-kakaknya saat mendaftar bisa jadi ada yang kurang relevan dengan yang dialami adik-adiknya sekarang,” jelasnya.

Meskipun demikian, sambungnya, ia tidak melihat hal tersebut sebagai sebuah masalah. Pihaknya sudah menyiapkan rencana strategi untuk mengatasi gap pengalaman tersebut. “Nanti kita petakan universitas (tujuan, red) yang ada, itu minimal requirement-nya berapa, itu yang kita sampaikan ke adik-adik,” tutur alumnus City University of Hong Kong ini.

Dari penuturannya, selain pendampingan, UNAIR juga menyiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk memudahkan mahasiswanya menguasai skill bahasa Inggris yang dibutuhkan untuk mendaftar program IISMA.

“Kita sudah punya PUSBA Mulya (Pusat Bahasa dan Multi Budaya). Kita juga memberikan beasiswa duolingo untuk tiga ratusan mahasiswa tahun kemarin,” jelasnya.

Pada akhir, ia menegaskan bahwa meski demikian, ia tidak menafikan fakta bahwa bahasa Inggris tidak bisa dikuasai dalam waktu singkat. Untuk itu, ia juga sudah menyiapkan strategi untuk penguasaan bahasa Inggris.

“Mereka harus invest waktu minimal mungkin satu setengah sampai dua tahun. Yang jadi menarik, ya menyiapkan adik-adik yang semester satu sekarang. Yang ada sekarang tetap didorong, tetapi yang lebih dipersiapkan adalah adik-adiknya,” pungkas ahli bidang akuntansi ini.