Health  

Diabetes Melitus Bisa Sebabkan Kebutaan, Dokter Sarankan Lakukan Skrining Sejak Dini

diabetes melitus bisa sebabkan kebutaan dokter sarankan lakukan skrining sejak dini fb0bfe1

KILASRAKYAT.COM, JAKARTA – Jumlah penderita penyakit Diabetes Melitus (DM) di Indonesia saat ini menempati peringkat 5 dunia.

Mirisnya, pasien DM tipe 1 dan 2 memiliki risiko mengalami Diabetik Makular Edema (DME).

Perlu diketahui, salah satu komplikasi mikrovaskular DM yang memiliki angka prevalensi cukup tinggi adalah (DR).

Saat penyakit DR ini semakin berkembang, maka akan memicu pasien mengalami kondisi DME.

Saat pasien diabetes telah mengembangkan penyakitnya menjadi DME, maka kualitas penglihatannya pun akan semakin menurun hingga akhirnya mengalami .

Satu dari tiga penderita DM mengembangkan penyakitnya hingga mencapai tahapan kerusakan mata (Retinopati).

Dokter Spesialis Mata Konsultan, Dr. dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K)., mengatakan 43 persen pasien DM berpotensi menderita DR.

Sedangkan 26 persen berpotensi mengembangkan DR menjadi DME, hingga penglihatannya kian memburuk dan menjadi buta.

Baca Juga :  Kasus Serangan Jantung Di Usia Muda Meningkat 2 Persen Setiap Tahun, Kenali Penyebabnya

“Penderita diabetes tipe 1 dan 2 berisiko menderita DME dan kehilangan penglihatan. 43 persen pasien diabetes ini memiliki risiko untuk menderita dan 26 persen diantaranya juga memiliki risiko kehilangan pengelihatan,” kata Dr. Gita, dalam virtual media briefing yang diadakan PT Bayer Indonesia bertajuk ‘World Sight Day 2022: Hindari, Cegah, dan Kontrol Komplikasi Mata pada Pasien Diabetes Melitus', Selasa (11/10/2022).

Menurutnya, DME merupakan salah satu penyakit mata yang harus dicegah melalui cara mendapatkan pengobatan sejak dini.

Karena saat seseorang menderita DME, maka kondisi ini akan berpengaruh kualitas hidup mereka.

Dr. Gita menjelaskan, pada penderita DM, terlalu banyak gula darah (hiperglikemia) tidak hanya dapat merusak pembuluh darah kecil di dinding belakang bagian dalam mata (retina) saja, namun juga bisa menyumbat pembuluh darah secara keseluruhan.

Baca Juga :  Apa Itu Monkeypox Atau Cacar Monyet? Berikut Asal-usul, Gejala Awal Dan Cara Menyebarnya

“DME secara umum diakibatkan oleh keadaan hiperglikemia pada pembuluh darah retina yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama pada penderita Diabetik Retinopati,” jelas Dr. Gita.

DME, kata dia, merupakan salah satu gangguan penglihatan berat yang kerap terjadi pada usia produktif atau di bawah 50 tahun.

“Pada akhirnya, DME mampu menyebabkan hilangnya produktivitas hingga pendapatan. Secara sosial pun, DME akan mempengaruhi hubungan dengan keluarga, komunitas, bahkan dengan masyarakat secara luas, sehingga tak jarang penderitanya mengalami stress,” tegas Dr. Gita.

Sementara itu, gejala awal saat seseorang menderita DME biasanya diawali dengan penglihatan yang mulai kabur, lalu hilangnya warna kontras yang bisa dikenali mata, hingga akhirnya timbul titik buta.

“Maka, perlu kita pahami apa saja faktor risikonya. Beberapa faktor risiko DME seperti menderita Diabetes Melitus dalam waktu yang sudah panjang, memiliki riwayat hipertensi dan hiperkolesterol, obesitas, serta tidak mampu mengontrol gula darah,” pungkas Dr. Gita.

Baca Juga :  The Right Exercise For The Elderly

Oleh karena itu, ia pun mengimbau masyarakat untuk melakukan DME, terlebih bagi mereka yang telah memiliki riwayat DM.

Bagi pasien dengan DM tipe 1 direkomendasikan untuk melakukan 3 hingga 5 tahun setelah terdiagnosis DM.

Sedangkan untuk DM tipe 2 perlu dilakukan skrining segera setelah terdiagnosis DM, selanjutnya disarankan untuk melakukan skrining ulang setiap tahunnya.

“Kemudian diagnosis DME ditegakkan setelah ditemukan adanya penurunan tajam penglihatan, gambaran khas pada makula dengan pemeriksaan funduskopi dan adanya penebalan makula yang disertai dengan ditemukannya gambaran penebalan makula pada Optical Coherence Tomography (OCT),” pungkas Dr. Gita.