Pada dunia ekonomi, nilai mata uang dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk inflasi, nilai tukar, dan stabilitas ekonomi negara. Untuk memastikan stabilitas ini, berbagai metode dan kebijakan telah dikembangkan dan diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia. Salah satu metode ini adalah penerapan kebijakan pemotongan nilai uang. Dalam bahasa ekonomi, kebijakan ini dikenal dengan istilah “Devaluasi”.
Devaluasi: Apa Itu?
Devaluasi adalah penurunan nilai resmi mata uang suatu negara terhadap nilai mata uang negara lain. Ini dilakukan secara resmi oleh bank sentral negara tersebut dan biasanya dilakukan untuk membantu perbaikan perekonomian dengan mengekspor lebih banyak barang dan jasa dengan harganya menjadi lebih murah bagi negara lain.
Kenapa dan Kapan Devaluasi Dilakukan?
Devaluasi dilakukan ketika suatu negara mengalami defisit neraca pembayaran atau negara tersebut menghadapi tekanan ekonomi yang signifikan. Dengan menurunkan nilai mata uangnya, ekspor negara tersebut menjadi lebih murah dan hal ini diharapkan dapat memicu peningkatan permintaan terhadap produk-produk lokal. Sebagai hasilnya, ekonomi negara tersebut bisa mendapatkan dorongan positif.
Namun, devaluasi tidak selalu menjadi solusi positif. Meskipun ekspor bisa menjadi lebih murah, impor akan menjadi lebih mahal. Ini bisa berdampak pada inflasi dan bertambahnya beban hidup masyarakat.
Contoh Devaluasi
Contoh kasus devaluasi yang historis adalah devaluasi yang dilakukan oleh Inggris pada tahun 1949 dan 1967. Dalam kedua kasus tersebut, Pemerintah Inggris secara resmi merendahkan nilai pound sterling terhadap dolar Amerika Serikat untuk memperbaiki defisit perdagangannya.
Di Indonesia, devaluasi terbesar pernah terjadi pada tahun 1965 saat pemerintah menurunkan nilai rupiah dari Rp 1 menjadi Rp 25 per dolar Amerika Serikat untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang buruk pasca pergolakan politik 30 September 1965.
Dalam prakteknya, devaluasi hanyalah satu dari sekian banyak alat yang dapat digunakan oleh pemerintah dan bank sentral untuk mengendalikan kondisi ekonomi dan stabilitas nilai mata uang. Meski demikian, perlu dipahami bahwa devaluasi juga memiliki dampak dan resiko yang harus diperhitungkan.