Bisnis  

Indonesia Dan Inggris Menjajaki Peluang Perdagangan Baru Melalui JETCO

indonesia dan inggris menjajaki peluang perdagangan baru melalui jetco 1a683eb

KILASRAKYAT.COM, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) menjajaki peluang baru untuk meningkatkan melalui Joint Economic and Trade Committee () kedua negara.

Saat menerima Utusan Perdagangan Perdana Menteri Inggris, Richard Graham, di kantornya, Zulkifli mengungkapkan optimismenya untuk bekerja sama di bawah .

“Saya optimis program kerja sama di bawah JETCO akan meningkatkan perdagangan dan dua arah antara Indonesia dan Inggris,” ujar Zulkifli dalam keterangannya, Senin (5/6/2023).

Baca Juga :  Bank Indonesia Pantau Layanan Perbankan BSI Pasca Serangan Ransomware

Ia mengatakan JETCO merupakan salah satu dari sekian banyak upaya yang dapat dijajaki oleh kedua negara.

“JETCO merupakan salah satu upaya dari sekian banyak ruang yang dapat dijajaki oleh kedua negara untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan ,” katanya.

Pada Pertemuan JETCO Indonesia-Inggris Pertama di awal tahun 2022, kedua pihak membentuk Kelompok Kerja Sektoral tentang Terbarukan dan Pertumbuhan Hijau.

Baca Juga :  SUV Baru Mitsubishi Siap Debut Di GIIAS 2023, Konsumen Minta Fitur Panoramic Sunroof

Kelompok Kerja Sektor Pangan, Minuman dan Pertanian juga dibentuk.

Ketua Umum Partai PAN itu mengatakan Indonesia dan Inggris berencana membentuk Working Group on economy pada 2nd JETCO Meeting.

“Kami masih mendiskusikan opsi tanggal untuk Pertemuan JETCO ke-2 dan akan mengomunikasikannya bersama,” katanya.

Pertemuan tersebut diharapkan dapat memunculkan potensi negosiasi perjanjian perdagangan. “Saya berharap kedua belah pihak dapat menjajaki potensi negosiasi kesepakatan dagang pada pertemuan tersebut,” ujar Mendag.

Baca Juga :  Katalog Promo JSM Indomaret Hari Ini: Minyak Goreng Filma 2 Liter Rp 34.900

Dalam pertemuan dengan Utusan Perdana Menteri Inggris kali ini, Zulhas juga menyampaikan bahwa Indonesia memperhatikan perkembangan kebijakan lingkungan Inggris.

Ini termasuk peraturan tentang uji tuntas hasil hutan dan rancangan kebijakan tentang kebocoran karbon.

“Kebijakan ini berpotensi menghambat ekspor Indonesia ke Inggris. Indonesia berharap kebijakan Inggris tidak diskriminatif dan tidak menimbulkan hambatan perdagangan,” ujar Mendag.